kajian seni rupa

Kajian Seni adalah sebuah wadah untuk para akademisi dan praktisi dalam menuangkan gagasan, ide konseptual, aplikasi teori, analisis data, wacana dan kritik seni, dalam bentuk artikel ilmiah. Seni sebagai kajian utama tidak terbatas pada ranah seni pertunjukan, tetapi turut membahas seni rupa, dan telaah seni itu sendiri. Jurnal ini menjadi sebuah alternatif baru dalam pembacaan kajian seni yang tidak hanya bertolak dari perspektif tekstual, tekstual bereiri, kontekstual, tetapi juga postmodemis. Jurnal Kajian Seni dikelola oleh Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, dan mempunyai dua kali waktu penerbitan, yakni April dan November. Jurnal Kajian Seni edisi perdana ini menurunkan tujuh artikel yang mengupas berbagai bentuk seni dari beragam perspektif. Artikel pertama merupakan artikel pembuka dalam volume perdana jurnal ini. Artikel ini merupakan “artikel tamu” dari seorang Profesor di Royal Holloway, London, Inggris. Kehadiran artikel dari Prof. Matthew Isaac Cohen pada jurnal ini menjadi stimulasi positif dalam ranah penulisan artikel ilmiah pada volume pertama, dan nomor pertama ini. Penulis secara spesifik mengantarkan kita pada pemaparan tentang keberada wayang kulit kini. Penulisan bertolak dari dua sudut pandang, yakni tradisional dan pascatradisional. Wayang tradisional berangkat dari konsensus kedua generasi di dalam keberadaan wayang, sedangkan wayang pasca-tradisional menumbangkan bentuk dan tradisi jawa. Artikel ini memberikan kesadaran atas keberadaan wayang dalam pelbagai perkembangan.
Artikel kedua membicarakan kajian dalam ranah penciptaan. Artikel yang ditulis Olav Iban dapat memberikan perspektif kajian yang mendalam dalam sebuah proses penciptaan ragam hias yang bersumber dari konstelasi geo-kultur masyarakat setempat. Artike1 ketiga membahas dramaturgi teater rakyat randai di Minangkabau yang ditulis oleh Wendy HS. Artikel ini membahas dramaturgi yang bertolak dari teks pergelaran randai (aspek galombang dan dendang), dan teks lakon randai. Tatanan etnisitas Minangkabau merujuk pembahasan dua bagian konstruksional, yakni sosial dan pergelarannya. Randai merupakan representasional masyarakat atas lingkup nagari. Artikel keempat ditulis oleh Kuswarsantyo yang membahas seni Jathilan dalam dimensi ruang dan waktu. Artikel ini membahas perbedaan dari jathilan ritual atau seremonial, hiburan dan festival.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Objek Kajian Semiotika "Lukisan Karya Reza Sastra Wijaya"

Analisis penggunaan Bahasa pada konten Reza Arap

semiotika kehidupan saya sehari hari